Our Exlusive Blog

Lorem ipsum eu usu assum liberavisse, ut munere praesent complectitur mea. Sit an option maiorum principes.

Main Posts Background Image

Main Posts Background Image

Senin, 21 Agustus 2023

Panggung Amal dan Diskusi Perempuan

 



Beranda Perempuan menggelar Panggung amal dan diskusi perempuan Jambi, membuka ruang diskusi para politisi perempuan agar suara-suara perempuan dapat diakomodir secara komprehensif dalam perhelatan politik yang akan berlangsung.     

Terlepas dari kontestasi partai, upaya pemberdayaan dan pendampingan perempuan korban kekerasan harus menjadi prioritas banyak partai. sudah seharusnya partai menjadi wadah untuk menjawab permasalahan kelompok-kelompok rentan, seperti perempuan dan anak. 

Dibutuhkan banyak politisi perempuan yang sadar bahwa kekuasaan adalah amanah untuk melindungi yang lemah. Kesanggupan untuk pembeli kepentingan pribadi, guna merasakan empati terhadap korban. jika tidak, perempuan yang dieksploitasi dan diperkosa menjadi tontotan paling barbar yang tidak pernah hilang di muka bumi ini. Ruang Diskusi itu akan diselenggarakan pada:


📥Hari/Tanggal: 19 Agustus 2023

⌚Waktu: 14:00

🏠Tempat: Beli Kopi, Taman Anggrek 

Bersama :

👩Maria Magdalena (DPRD Kota Jambi Fraksi PDI-P)

👩Shinta Maharani (Ketua DPD BM PAN Tanjabtim )

👩Fenti Resmiaty (Bid. Perempuan Fraksi PKS)

Ruang diskusi ini direncanakan akan dilaksanakan secara bertahap dengan difasilitasi oleh praktisi, politisi, aktivis, dan orang-orang yang memiliki perjalanan panjang dalam bidangnya.

Kegiatan Ini merupakan upaya untuk mendukung korban redaman Beranda Perempuan melalui suara politik perempuan di Jambi.

Minggu, 20 Agustus 2023

Mari Kawal Sidang YSA/Nita Mencari Keadilan

Sidang Nita


Ibu muda, YSA/Nita (21 tahun) di Jambi didakwa pasal 81 ayat 2 Jo Pasal 76 E Undang-Undang tentang perlindungan anak dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara. Dia dituntut telah melakukan persetubuhan dengan tipu muslihat dan kerugian rangkaian terhadap sejumlah anak.

Oleh sejumlah media Nita dinarasikan sebagai pelaku kekerasan seksual. Padahal justru sebaliknya. Nita telanjur mengalami stigma dan penghakiman oleh media massa yang mengabaikan fakta-fakta sebenarnya. 

Untuk itu, Beranda Perempuan bersama LBH ARA, LBH Padang, LBH Pekanbaru mengadakan konferensi pers mengundang semua media, aktivis dan pegiat perempuan pada :

Hari/tanggal : Rabu, 26 Juli 2023

Tempat : Kantor LBH ARA

Bagi kawan-kawan yang tidak bisa ikut langsung dapat mengikuti secara virtual melalui https://bit.ly/zoomkonferensipers



Narahubung 

Ani 08218447161

Senin, 24 Juli 2023

Siaran Pers Negara Harus Meminta Maaf, Menegakkan Keadilan dan Ubah Kebijakan yang Merugikan Kartika dan Semua PRT Migran

 

Jakarta, 7 Maret 2023 - Nama Kartika Puspitasari menjadi berita besar di Hong Kong ketika gugatan memenangkan gugatan dan membeli hak ganti rugi setara 1,67 miliar Rupiah pada Februari lalu atas kasus kekerasan dan eksploitasi yang dia dapatkan dari majikannya di sana. Eksploitasi, penganiayaan, kekerasan, penyekapan dan sejumlah perlakuan keji dialami oleh Kartika, seorang pekerja sektor domestik migran di Hong Kong selama lebih dari 2 tahun dari Juli 2010 sampai Oktober 2012. Selain tereksploitasi dan kekerasan, Kartika juga mengalami waktu kerja panjang, tidak digaji, tidak dapat hari libur, tidak dapat jaminan sosial, serta buruknya kondisi kerja dan tempat tinggal. 


PRT migran yang berasal dari Cilacap, Jawa Tengah, ini terpaksa bermigrasi ke Hong Kong setelah sebelumnya bekerja di Singapura demi menghidupi anaknya setelah suaminya meninggal. “Tiga bulan pertama bekerja, majikan masih memperlakukan saya dengan baik. Namun, setelah mereka pindah ke rumah baru, majikan perempuan itu mulai mengubah sikapnya. Majikan saya membuang semua barang-barang saya termasuk pakaian, dokumen dari Indonesia, paspor, kontrak kerja dan KTP Hong Kong,” kata Kartika dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (7/3) siang. 


Kartika bekerja merawat 3 anak dan 2 orang dewasa di keluarga Tai Chi-Wai dan Catherine Au Yuk-shan di kota Tai Po, Hong Kong. Saat musim panas dan dingin, majikannya memaksa Kartika untuk memakai plastik sampah sebagai pengganti baju. Kartika juga disuruh memakai popok setiap hari. Tak jarang, Kartika mendapatkan pemukulan menggunakan tangan, sepatu, gantungan baju, bahkan rantai sepeda. (Cerita selengkapnya silakan diakses di sini: bit.ly/CeritaKartikaMigran ).


Kisah Kartika bukanlah kasus pertama. Pada tahun 2014, Erwiana Sulistyaningsih asal Ngawi, Jawa Timur, juga mengalami perlakuan serupa ketika ia bekerja di Hong Kong. Erwiana, yang kini menjadi aktivis Beranda Migran mengamini sejumlah perlakuan keji seperti penelantaran dan pemutusan komunikasi dengan orang-orang yang membantu memperjuangkan kasusnya. 


Kasus Kartika berulang kasus serupa yang dialami Erwiana saat bekerja di Hong Kong. Artinya, tidak ada upaya perbaikan untuk pencegahan dan perlindungan, terhadap PRT migran di sektor domestik. Sementara, jika hal ini dibiarkan, kasus serupa hanya soal menunggu waktu.



Forum Edukasi “Neoliberalisme dan Migrasi”

 

Beranda Migran bersama dengan International Migrant Alliance (IMA) telah melaksanakan sebuah forum edukasi dengan tema  'Neoliberalisme dan Migrasi', dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada publik terkait gambaran migrasi dalam konteks neoliberalisme dan skema migrasi internasional dari pola migrasi untuk menetap (migrasi permanen) menjadi migrasi untuk sementara (migrasi sementara). Pendidikan ini penting bagi penggerak dan advokat migran dalam rangka memandu kerja pengorganisasian dan advokasi.

Dalam forum ini, Sarah Maramag, perwakilan IMA memaparkan tentang kebijakan migrasi skema global, migrasi di bawah sistem neoliberalisme saat ini, serta memposisikan Indonesia sebagai penyuplai tenaga kerja di konteks geo-politik, yang terus menerus mengirim jutaan pekerja migran ke negara-negara di kawasan Asia, Amerika, Eropa dan Afrika selama bertahun-tahun.

Bank Indonesia mencatat jumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) pada tahun 2021 meningkat mencapai 3,25 juta, yang menempatkan Indonesia menjadi negara pengirim pekerja migran terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Filipina. Di tingkat global, Indonesia menjadi salah satu negara 'Juara' (champion country) dalam pelaksanaan Kesepakatan Global mengenai Migrasi Aman, Tertib, dan Teratur (KGM) atauGlobal Compact untuk Migrasi yang Aman, Tertib, dan Reguler (GCM).

Acara yang berlangsung di kantor Beranda Migran, Yogyakarta pada tanggal 17 Februari 2023 tersebut berlangsung selama lebih dari 6 jam secara intens. Setelah pembicara selesai presentasi, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok yang membahas tentang alasan mengapa menjadi pekerja migran dan persoalan terkait kerentanan yang dialami oleh pekerja migran yang kemudian dipresentasikan kepada seluruh peserta forum dan ditanggapi oleh peserta lainnya dengan beragam perspektif. 

IMA 5th Global Assembly

 

Beranda Perempuan hadir dalam Pertemuan Global yang diselenggarakan oleh International Migrant Alliance (IMA) tanggal 30 November - 3 Desember 2022 di Bangkok, Thailand. Pertemuan Global ini merupakan pertemuan yang sangat penting bagi gerakan migran karena diadakan pada saat yang kritis yaitu masa pandemi covid-19 dengan tema “Perkuat barisan kita, perluas gerakan kita! Bersatulah dengan para pekerja, rakyat yang tertindas dan tereksploitasi untuk menghadapi krisis dan melawan imperialisme! Bangun sistem baru tanpa migrasi paksa dan komodifikasi para migran!”. Tema ini sesuai dengan kampanye yang dilakukan oleh IMA terkait isu-isu yang muncul atau meningkat selama pandemi (seperti kesehatan, bantuan, pekerjaan, dan keadilan) dan masih berlanjut di banyak negara.

Pertemuan Global dimulai dengan sambutan dari Antonio Arizaga, Wakil Presiden IMA Global dan Misun Woo, Koordinator Asia Pasific Forum on Women, Law and Development (APWLD). Antonio menekankan terkait dampak dari berbagai krisis imperialisme terhadap pekerja migran. Sementara, Misun menyampaikan harapan dalam gerakan buruh migran yang menjadi bahan perjuangan bersama. 

Rangkaian kegiatan IMA 5th Global Assembly membahas tentang kondisi perempuan migran serta strategi dan tantangan dalam pengorganisasian di antara para perempuan migran. Beberapa pembahasan diskusi lainnya adalah bagaimana sebagian besar migrasi perempuan dilakukan secara paksa dan terpaksa, terutama didorong oleh sistem patriarki dan neoliberal yang mengeksploitasi perempuan untuk memaksimalkan keuntungan dan kekuasaan; kemudian, peningkatan jumlah perempuan migran menunjukkan bahwa yang dialami oleh perempuan bukanlah pemberdayaan melainkan eksploitasi, sehingga dalam diskusi ini mengajak para perempuan untuk bersatu dan membela hak-hak mereka sebagai bentuk pemberdayaan yang sesungguhnya. Selanjutnya, pemaparan tentang sejarah dan orientasi terhadap IMA serta presentasi dari berbagai wilayah mengenai hasil pertemuan regional yang telah dilakukan sebelumnya.

Beranda Perempuan mendukung upaya gerakan migran, masyarakat sipil, individu maupun semua organisasi untuk mengakhiri fenomena migrasi paksa yang menjebak perempuan migran dieksploitasi dan rentan mengalami kekerasan berbasis gender. Kini, Beranda Perempuan telah resmi menjadi anggota IMA.


Nonton Film "Erwiana: Justice for All" dan Diskusi Tentang Keamanan Manusia Pekerja Migran Indonesia

Beranda Migran bersama dengan Magister Perdamaian dan Penyelesaian Konflik Universitas Gadjah Mada (MPRK UGM) telah melaksanakan diskusi dan nonton bareng dengan judul Nonton Film “Erwiana: Justice for All” & Diskusi Bersama tentang Keamanan Manusia Pekerja Migran Indonesia. Kegiatan ini merupakan awal kerjasama yang dilakukan oleh Beranda Perempuan dan MPRK UGM untuk memperluas pemahaman publik terhadap isu-isu terkait Pekerja Migran Indonesia dan sebagai inisiasi untuk penelitian, studi, dan tinjauan-tinjauan cendekiawan bersama.


Dalam diskusi ini, Hanindha Kristy, Koordinator Beranda Migran memaparkan tentang Siapa itu Migran dan Pekerja Migran Indonesia serta perkembangan situasi pekerja migran saat ini. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan oleh Dody Wibowo, MA, Ph.D., dosen MPRK UGM yang menjelaskan tentang Keamanan Manusia sebagai panduan memahami film yang ditonton. 


Acara yang berlangsung pada salah satu ruang sidang lantai 5 Sekolah Pascasarjana UGM pada tanggal 5 Oktober 2022 tersebut berlangsung selama lebih dari 3 jam, dengan acara utama yakni menonton bersama film “Erwiana: Justice for All” yang disutradarai oleh Gabriel Mckail dan berdurasi lebih dari 1 (satu) jam. Film ini cukup menggambarkan tentang kondisi Erwiana yang dieksploitasi dan mengalami penganiayaan oleh majikannya. Selain itu, film ini juga dapat memberikan pemahaman kepada penonton tentang kondisi pekerja migran yang sangat rentan di Hong Kong. 


Erwiana Sulistyaningsih, mantan pekerja migran, korban dan survivor dari eksploitasi, hadir dan memberikan testimoni yang memperjelas bahwa apa yang terjadi pada dirinya dapat juga terjadi pada pekerja migran yang lainnya. Diskusi berjalan secara intens. Berbagai pertanyaan dan tanggapan dari peserta dengan beragam perspektif. 

Momen ini memberikan kekuatan dan juga semangat kepada Beranda Perempuan dan MPRK UGM untuk dapat terus memberikan kontribusi terkait dengan keamanan manusia bagi para Pekerja Migran Indonesia. Acara ini pula diharapkan dapat memberikan gambaran lebih kepada para peserta terkait dengan Pekerja Migran dan isu apa saja yang mungkin dan pernah dihadapi oleh para Pekerja Migran Indonesia di luar negeri. 

Minggu, 20 November 2022

Peringatan Hari Anak Sedunia


20 November diperingati Hari anak Sedunia sebagai momentum untuk mempromosikan hak sipil, sosial, Ekonomi dan budaya bagi anak-anak di seluruh dunia.

Tahun ini, Beranda Perempuan sebagai bagian dari Partnership Secour Populaire menghadiri perayaan hari anak sedunia di Kota Paris yang berlangsung sejak tanggal 19-24 November. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Wali Kota Paris dengan mengangkat tema terkait iklim dan anak.

Pada kesempatan tersebut, Calya Prajanji Narareswari (13) dan Kansa Sahira (11)  sebagai perwakilan dari Beranda Perempuan akan meyuarakan dan mengajak semua orang termasuk anak-anak untuk bertanggungjawab terkait kerusakan lingkungan yang memicu terjadinya perubahan iklim.

Calya Prajanji Narareswari yang biasa dipanggil Nara menempuh pendidikan homeschooling dan menetap di Jakarta. Dalam forum tersebut, Nara akan menyampaikan hasil observasinya pada kondisi anak-anak yang hidup tidak layak karena lingkungan dan air yang kotor dan tercemar di Muara angke, Pluit Jakarta

“ di Jakarta, Saya bertemu dengan anak-anak yang hidup dengan sekolah fasilitas yang cukup tapi sayangnya mereka hanya tahu perubahan iklim dari pelajaran sekolah tanpa tahu kenyataannya. Kondisi ini menyebabkan ketidakpedulian dan memisahkan anak-anak yang membutuhkan bantuan”

Sementara itu, Kansa Sahira yang berasal dari Kota Jambi akan meyuarakan persoalan bencana Asap kebakaran Lahan dan Hutan  yang merampas  kebebasan anak-anak untuk bermain dan pergi ke sekolah. Tahun 2015 silam, Bencana Asap kebakaran lahan dan hutan bahkan telah merenggut Nyawa Bayi dan Anak-anak di jambi.

“ Ayo kita anak-anak indonesia dan semua orang untuk bergandengan tangan  ciptakan lingkungan dan udara yang bersih, ungkap Kansa.

 

 

 

 

 

 



 



Error 404

The page you were looking for, could not be found. You may have typed the address incorrectly or you may have used an outdated link.

Go to Homepage