Hentikan Kekerasan Seksual dan Eksploitasi Terhadap Perempuan

Main Posts Background Image

Main Posts Background Image

Rabu, 08 Juli 2020

Hentikan Kekerasan Seksual dan Eksploitasi Terhadap Perempuan

Beranda Perempuan, Aliansi Perempuan Merangin(APM), SERUNI UIN STS JAMBI, Ge Cinde, Walestra, Walhi, YKR, LTB, SSS Pundi Sumatera, GMKI, Perkumpulan Hijau,FMN


8 Maret, Hari perempuan sedunia bermula dari aksi protes 15 ribu buruh perempuan di New York, Amerika Serikat tahun 1908  untuk menuntut kenaikan upah, pengurangan jam kerja dan hak untuk memilih.

Gerakan tersebut kemudian  bergulir menjadi momen bagi perempuan di indonesia untuk memperjuangkan hak-hak normatif perempuan termasuk juga meyoroti kegagalan negara dalam  melindungi perempuan dari ancaman kekerasan seksual.

Di Jambi, Nyala perjuangan Mahasiswi yang tergabung dalam Save Our Sister’s meyuarakan kerentanan mahasiswi menjadi korban pelecehan seksual. Berdasarkan data Beranda Perempuan melalui peyebaran angket di empat kampus; Universitas Jambi, Universitas Islam Negeri Sultan thaha Jambi, STISIP Nurdin Hamzah, Universitas Batanghari (UNBARI) 7 dari 100 mahasiswi pernah mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh dosen.  Sementara itu 13 dari 100 mahasiswi pernah mengalami tindakan pelecehan seksual.

Salahsatu faktor peyebab kerentanan mahasiswi karena saat ini kampus belum memiliki sistem penanganan dan perlindungan korban meliputi kode etik dan Standar operasional prosuder  (SOP) yang dapat mengatur dan menindak tegas pelaku pelecehan seksual dari kalangan akademisi.

Sementara itu,negara juga melakukan pembiaran pada saat pelanggaran HAM dilakukan oleh perusahaan Sawit. Selain konflik lahan yang tak pernah usai, sekitar 60% menjadi buruh harian lepas, tenaga mereka dieksploitasi dengan upah yang rendah  tanpa perlindungan selama bekerja, Terpapar bahaya pestisida dan tidak mendapatkan jaminan sosial, cuti haid, cuti hamil dan melahirkan (Yayasan Keadilan Rakyat).

Komoditas sawit yang rakus air menjadi peyebab mengeringnya sawah atau dikenal umo yang selama ini dikelola mayoritas perempuan. terlebih pengetahuan dan pengalaman dalam pengelolaan lahan sesuai dengan kearifan lokal  tidak pernah diakui dalam setiap pengambilan keputusan meyangkut program pengelolaan lahan.

Di pedesaan yang dikepung industri ekstraktif misalnya sawit dan HTI, Kemiskinan menjadi wajah yang sering tampak akibat menurunya sumber penghidupan dari atas lahan.  meyebabkan para orangtua semakin sulit meyekolahkan anak-anak mereka, akses kesehatan reproduksi terbatas, perempuan terjebak dalam pernikahan dini, karena orangtua tidak punya pilihan bagaimana melepaskan beban keluarga yang makin hari terhimpit kemiskinan.

Atas dasar persoalan tersebut, kami Save Our Sister’s merupakan aliansi dari berbagai macam organisasi perempuan dan lingkungan mendesak beberapa hal;

Tuntutan

1.       Terapkan Sangsi tegas terhadap dosen yang melakukan pelecehan seksual
2.       Fasilitasi WC yang aman bagi Perempuan di Kampus
3.       Sahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual
4.       Berikan cuti haid, cuti hamil dan melahirkan bagi buruh perempuan di perkebunan sawit
5.       Naikkan Upah dan Perbaiki Kondisi Kerja buruh perempuan di Perkebunan Sawit
6.       Libatkan perempuan dalam pengambilan keputusan meyangkut Program pengelolaan sumber daya alam



Cece (Santi)
Koordinator Lapangan

Error 404

The page you were looking for, could not be found. You may have typed the address incorrectly or you may have used an outdated link.

Go to Homepage