Wujudkan Pembebasan Perempuan

Main Posts Background Image

Main Posts Background Image

Rabu, 08 Juli 2020

Wujudkan Pembebasan Perempuan

Aksi Simpatik Hari Perempuan Iinternasional



8 maret disepakati sebagai Hari Perempuan Internasional, mengapa internasional? Karena faktanya persoalan yang dihadapi oleh kaum perempuan hampir sama diseluruh penjuru di dunia. Meski dengan kondisi social dan ragam budaya yang berbeda, akan tetapi secara subtansi kaum perempuan di banyak tempat masih mengalami ketidak adilan gender. Baik dalam bentuk pembedaan perlakuan, kekerasan pisik dan non pisik, diskriminiasi secara politik maupun ekonomi.

Demikian halnya di Jambi, selain masih tingginya kasus-kasus kekerasan pisik, kecilnya peran perempuan dalam pengambilan keputusan public, yang dapat kita lihat mulai dari tingkat RT dan seterusnya, salah satu persoalan yang juga sangat krusial adalah telah tersingkirnya kaum perempuan dari sumber-sumber penghidupannya, ketimpangan penguasaah lahan dapat dilihat semakin meningkatnya industry di sector Sumber Daya Alam, ekspansi perkebunan kelapa sawit, Hutan Tanaman Industri (HTI) dan pertambangan.

Saat ini terdapat 1.358.619 Ha kelapa sawit dengan yang dikuasai oleh 261 izin perusahaan, 600 Ha Hutan Tanaman Industri 1.100.000 Ha izin pertambangan (Data Berada Perempuan tahun 2013 yang di olah dari berbagai sumber). Artinya lebih dari separoh luas wilayah Provinsi Jambi (5,1 juta Ha) merupakan areal konsesi perusahaan. Sejak dahulu kaum perempuan telah mengambil peran penting dalam sector pertanian, baik untuk pengembangan tanaman pangan maupun perkebunan (sebagai petani karet), kini sebagian besar telah menjadi buruh perkebunan. Kehilangan hak atas tanah, terdesak untuk menjual tanah garapannya ataupun tergoda menjadi mitra. Maka tepatlah sebutan ‘buruh di tanah sendiri’. Tentu pada situasi seperti ini ancaman selanjutnya yang akan dihadapi oleh buruh perkebunan yang moyoritas perempuan adalah dampak buruk penggunaan pestisida, ketidak adilan upah kerja, kekerasan seks dan lainnya terlebih bagi Buruh Harian Lepas (BHL) yang tidak mendapatkan hak jaminan keselamatan atas diri dan pekerjaannya.

Rekruitmen tenaga buruh terhadap kaum perempuan menjadi prioritas bagi banyak perusahaan mulai dari proses pembibitan, pemupukan dan lainnya dengan stigma bahwa perempuan dianggap jauh lebih disiplin, tekun dan sabar (atau mungkin tepatnya takut) terhadap intruksi mandor atau atasannya diperkebunan. Dasar penilaian seperti ini merupakan proses awal dimulainya ketidak adilan.

Seakan tiada habisnya, penyelesaian konflik lahan dengan cara kekerasan kerap kali menyisakan penderitaan panjang bagi perempuan dan anak-anak, seperti yang terjadi beberapa hari yang lalu di areal PT. Asiatic Persada (berganti menjadi PT. Agro Mandiri Semesta) dengan meninggalknya seorang petani (Pujiono), terjadinya penembakan, penggusuran dan bentuk kesewenang-wenangan lainnya oleh pihak perusahaan dan TNI akan semakin memperburuk keadaan kaum perempuan dan anak-anak disana, terlebih bagi keluarga korban.

Untuk itu, memperingati Hari Perempuan Internasional 8 Maret 2014 Beranda Perempuan, AGRA, KORPRI PMII, INSPERA dan KPA hari ini melakukan aksi simpatik, yang akan dilanjutkan besok pagi (Jam. 6.30 di depan kantor gubernur) untuk kembali menyerukan :

1. STOP KETIDAK ADILAN TERHADAP KAUM PEREMPUAN!!!

2. STOP EKSPANSI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT, HTI DAN PERTAMBANGAN!!!

3. SELESAIKAN KONFLIK LAHAN DENGAN CARA ADIL DAN BERKEPRIMANUSIAAN!!!

Error 404

The page you were looking for, could not be found. You may have typed the address incorrectly or you may have used an outdated link.

Go to Homepage