Alasan diadakan pelatihan ini, karena para petani perempuan masih banyak keterbatasan informasi, masih rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya dukungan terkait bahaya penggunaan pestisida dalam penggunaan lahan.
“Pengunaan pupuk kimia dan Pestisida bisa menjadi salahsatu faktor peyebab kasus Stunting dan menurunnya kesehatan reproduksi perempuan di Desa. Karena itu, kedaulatan perempuan atas pengelolaan lahan yang ramah lingkungan harus diperjuangkan sebagai benteng membatasi intervensi kepentingan pasar produk pupuk kimia dan pestisida,” Kata Zubaidah, salah satu perwakilan Beranda Perempuan membuka sesi acara pelatihan.
Budiyanto, selaku Pemateri dari Tim Teknis Budidaya Tanaman Mitra Aksi, meyebutkan pengunaan bahan kimia yang berlebihan bisa merusak tanah sehingga tanah tidak gembur mematikan populasi organisme-organisme pembentuk unsur hara.
Selain itu, menurut Budiyanto dari sisi ekonomi dan biaya, manfaat pupuk alami juga lebih hemat karena bisa mengunakan sampah rumah tangga.
Selepas 20 Menit peyampaian materi dari Bapak Budiyanto, Para Peserta kemudian diajak untuk langsung gotong royong membuat pupuk cair, pupuk padat dan Bio Pestisida. Bahan-bahan pembuatan pupuk alami ini sebagian diambil dari tanaman yang tumbuh liar di sekitar lingkungan Desa. Misalnya kotoran hewan, batang pisang, sekam, daun kering dan lain-lain.
Pupuk yang sudah dibuat harus disimpan selama satu minggu dan siap digunakan pada lahan yang sudah disediakan.
Semua peserta begitu antusias mengikuti tiap proses pengolahan pupuk, mereka mencatat tiap detail yang dipaparkan oleh Pemateri. Mereka juga sudah mufakat untuk mengikuti jadwal merawat pupuk secara kolektif sampai pada agenda menanam yang akan diadakan pekan depan. (Team AJ)
Sumber : Akses Jambi